Kamis, 13 November 2014

Peluang Usaha Cangkang Kemiri di BIMA NTB Sebagai bahan Bakar alternatif Omprongan Tembakau Virginia Lombok



Kebijakan Pemerintah tentang pencabutan subsidi Bahan  Bakar Minyak Tanah (BBMT) dan melarang penggunaan kayu untuk sektor industri turut memberi dampak juga terhadap kebutuhan bahan bakar untuk omprongan tembakau Virginia di Pulau Lombok. Dapat  dimaklumi bahwa selama ini petani dalam proses omprongan menggunakan bahan bakar minyak tanah. Kebijakan Program Konversi Bahan Bakar Minyak Tanah ke Bahan Bakar Batu Bara (BB) dalam proses aplikasinya ditingkat petani belum  berjalan dengan optimal dan menimbulkan persoalan baru dengan penggunaan bahan bakar kayu yang bersumber dari dalam kawasan hutan. Penggunaan kayu bakar yang bersumber dari dalam kawasan hutan dikhawatirkan mengancam kelestarian hutan di Provinsi NTB.
Berdasarkan hasil survey Lembaga Penelitian Universitas Mataram Desember 2009, bahwa jumlah oven tembakau di Pulau Lombok mencapai 15.715 buah. Jika satu oven memerlukan rata-rata 1.300 kg cangkang kemiri, maka total kebutuhan cangkang kemiri untuk 15.715 oven mencapai 20.429 ton cangkang kemiri untuk satu periode pengovenan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan bakar  pengovenan tembakau, maka komoditas kemiri (khususnya bagian  cangkang) dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pilihan.
Mengapa cangkang kemiri? Ada beberapa alasan penggunaan hasil limbah kemiri (cangkang kemiri) sebagai bahan energi alternatif yakni (1) kualitas panas yang dihasilkan besar dan tahan lama dalam proses pembakaran, (2) bisa dikombinasikan dengan bahan bakar lainnya (kayu dan batu bara), (3) Isu krisis energi secara global mendorong pemanfaatan potensi kemiri di NTB, dan (4) potensi hutan sebagai sumber energi untuk menjawab kebutuhan saat ini, disamping sumberdaya bahan bakar cangkang kemiri yang melimpah dan murah.

Selasa, 24 Juni 2014

“Mengapa petani kurang tertarik untuk membudidayakan tanaman kapas, tembakau dan wijen ?”



Kapas merupakan komoditas yang mempunyai artikulasi yang luas, merupakan bahan baku utama industri tekstil. Kebutuhan industri tekstil akan serat berkisar 99,5 % tergantung pada kapas impor, sementara produksi dalam negeri hanya 0,5 %. Kondisi ini merupakan peluang untuk mensejahterakan petani karena pasar terbuka luas. Tetapi sayangnya minat petani untuk membudidayakan tanaman kapas masih sangat rendah. Banyak hal yang menyebkan kondisi tersebut, antara lain factor iklim dan curah hujan. Curah hujan yang tidak menentu merupakan suatu kendala penanaman kapas di lahan kering yang sering menimbulkan kekurangan atau kelebihan air pada suatu periode tertentu. Lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kapas adalah mempunyai iklim dengan curah hujan antara 1.000 s/d 1.750 mm/tahun dan bulan kering 3 s/d 4 bulan.
Factor lain yang menyebabkan petani kurang tertarik untuk membudidayakan kapas adalah petani lebih tertarik menanami lahannya dengan tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibanding tanaman kapas. Saat ini harga kapas dari petani sangat rendah, hanya Rp. 2.500/kg. Oleh karena itu, dari sekitar 400.000 ha lahan tanaman kapas yang ada di Indonesia, hanya 20.000 ha saja yang sudah ditanamai kapas dan sebagian besarnya berada di Sulawesi. Untuk menarik minat petani dalam membudidayakan tanaman kapas maka pemerintah memberikan subsidi benih dan pupuk serta mematok harga kapas oleh pengusaha dari petani sebesar Rp. 4.000/kg.
Produksi kapas petani di Indonesia rata-rata masih 480-520 kg/ha. Produktivitas yang rendah tersebut membuat petani meninggalkan tanaman kapas dan beralih ke tanaman pangan lain. Padahal, berdasarkan hasil penelitian produktivitas tanaman kapas dapat mencapai 1,5-2,8 ton/ha. Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki petani masih sangat minim, kemampuan petani yang terbatas dan pemikiran yang sederhana, tidak tepatnya sarana produksi sampai ke tingkat petani, pembinaan petani yang kurang intensif, dan koordinasi instansi terkait yang belum terpadu.
Sama halnya dengan tanaman kapas, petani kurang tertarik untuk membudidayakan tanaman wijen karena lebih memilih membudidayakan palawija seperti jagung, kacang, kedelai dibanding wijen. Hal ini karena petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, bahkan sampai 2 kali modal apabila menanam palwija. Anggapan petani saat ini bahwa tanaman wijen belum bisa diandalkan karena pasarnya yang masih belum jelas.
Sedangkan untuk membudidayakan tembakau petani kurang tertarik dikarenakan biaya produksi dan budidaya tembakau yang dirasa masih sangat tinggi sehingga diperlukan modal yang cukup besar. Pasar tembakau saat ini pun dirasa masih sulit serta fatwa haram merokok yang di keluarkan oleh salah satu ormas Islam di Indonesia juga menjadi penyebab kurangnya ketertarikan petani untuk membudidayakan tembakau.



Senin, 23 September 2013

MENJALIN KEKELUARGAAN LEWAT “PENA"



Mataram (23/09) – Humpunan Mahasiswa Argoekoteknologi (HIMAGROTEK) minggu lalu baru saja menyelesaikan salah satu prgram kerja dari divisi pendidikan dan latihan yaitu PENA (Pengenalan Agroekoteknologi) ke-5, kegiatan ini selain sebagai ajang keakraban antara pengurus dan mahasiswa baru prodi Agroekoteknologi, juga sebagai perekrutan anggota baru HIMAGROTEK.
Tema kegiatan  ini adalah “We are young, generation of HIMAGROTEK in harmony and family for future” , tema ini diangkat agar generasi HIMAGROTEK menjadi generasi yang memiliki jiwa muda untuk memberikan kontribusinya terhadap HIMAGROTEK dan tetap terjalin suasana kekeluargaan di dalamnya. Peserta yang terdaftar dalam kegiatan ini sebanyak 85 orang. Kegiatan  ini dilaksanakan mulai tanggal 19 hingga 22 September 2013 bertempat di aula fakultas pertanian UNRAM dan Benang stokel, Kabupaten Lombok Tengah.
“Masalah perkemahan, petualangan dan ikut berorganisasi dalam ruang lingkup pendidikan adalah bagian dari hidup saya”, ungkap salah seorang peserta PENA saat diwawancarai oleh wartawan sativa. Selama kegiatan ini berlangsung peserta sangat banyak mendapatkan pengalaman mengenai berorganisasi, kebersamaan dan kekeluargaan. Peserta terus diberikan motifasi agar kedepannya dapat menjadi generasi yang lebih baik lagi tentunya.”Kita diberikan  harapan dan motifasi agar bisa menjadi seperti kakak-kakak yang luar biasa kemarin”, lanjut peserta yang akrab disapa Ayunah tersebut. Kegiatan ini diharapkan kedepannya agar dapat lebih baik, lebih berpotensi lagi dengan lahirnya generasi baru dari PENA 5 ini. (yn)

Kamis, 19 September 2013

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR TANAH



BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik. Salah satunya adalah struktur tanah. Struktur tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang dapat diamati secara langsung. Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukkan kenampakan-kenampakan., ciri-ciri dan sifat-sifat umum dala suatu profil tanah. Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses – proses yang pernah dialami suatu jenis tanah selama pelapukan, pembentukan dan perkembangan. Perbedaan faktor – faktor pembentuk tanah akan meninggalkan ciri dan sifat tanah yang berbeda pula pada suatu profil tanah.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat – agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yag dibatasi oeh bidang-bidang yang disebut agregat. Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel – partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat hasil prose pedogenesis. Struktur tanah berhubunga dengan cara dimana partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain.
Belum ada metode yang secara obyektif dan kuantitatif dapat digunakan untuk menentukan struktur tanah. Dengan penentuan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah mempengaruhi karena berdasarkan dari pori – pori tanah, pori – pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi dan infiltrasi. Sedangkan pori – pori yang kecil ntuk menyimpan lengas. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum struktur tanah yang akan menganalisis bentuk, ukuran, perkembangan struktur tanah dan juga kemantapan tanah.

1.2  Tujuan praktikum
1.      Menetapkan kerapatan butir tanah (BJ)
2.      Menetapkan kerapatan massa tanah (BV)
3.      Menghitung porositas tanah (n)



Rabu, 18 September 2013

LAPORAN PRAKTIKUM TEKSTUR TANAH



BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran tanah. Kasar atau halusnya tanah ditentukan oleh perbandingan antara pasir, debu dan liat yang terdapat didalam tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar , maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil ehingga sulit menyerap (menahan) air an unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena ebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.
Sifat-sifat fisis tanah diketahui sangat mempengaruhi produksi dan pertumbuhan tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia biologi tanah. Oleh karena itu perlu suatu pengamatan untuk mendapat pengetahuan tentang tekstur tanah yang paling penting untuk diketahui karena sangat berpengaruh terhadap jenis-jenis tanaman yang sangat cocok tumbuh.

1.2  Tujuan praktikum
Tujuan praktikum ini adalah menetapkan klas tekstur tanah secara kuantitatif (cara laboratorium) dan secara kualitatif (cara lapangan).

LAPORAN PRAKTIKUM KADAR LENGAS TANAH



BAB I. PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Tanah sangat dibutuhkan dalam kehidupan sebab tanah dapat dimanfaatkan oleh tumbuh-tumbuhan untuk pertumbuhan. Sedangkan manusia sangat membutuhkan tanaman baik dalam pemenuhan makanan, pakaian dan lain-lain. Komponen tanah (mineral, organik, air dan udara) tersusun antara satu dengan yang lainnya membentuk tubuh tanah kenampakan sifat-sifat tanah di daerah tertentu berbeda dengan daerah lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh proses gabungan alami yaitu bahan induk, iklim, topografi dan organisme yang bekerja pada waktu tertentu.
Untuk mempelajari tanah telah dilakukan melalui beberapa disiplin ilmu yaitu ilmu kimia, fisika tanah, mineralogi tanah, mikrobiologi tanah dan sebagainya. Karakteristik tanah yang utama bahwa dalam mempelajari masalah tanah dibatasi oleh satuan pewakil pedosfer daam bentuk pencuplikan dan analisis tanah. Analisis tanah dapat berupa pengukuran secara kimiawi, fisika dan biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah dan keseuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.

1.2   Tujuan praktikum
1.      Menetapkan kadar lengas contoh tanah kering udara
2.      Menetapkan kadar lengas kapasitas lapang
3.      Menetapkan kadar lengas maksimum


Sabtu, 21 Mei 2011

Mata Kuliah Paling Unik

Jika Anda mengenal nama Agy Tjetje mungkin Anda pasti akan ingat bahwa beliau adalah orang Indonesia dengan gelar akademis paling banyak. Nah, dari sekian banyak gelar akademis yang ada, yakin deh, nggak mungkin beliau pernah ikutan mata kuliah yang ada di bawah ini, karena selain unik, mata kuliah yang ditawarkan ini…. hmmm seperti apa ya, kata yang tepat?

Yang jelas, Anda bisa belajar cara berpakaian, mengenal Harry Potter lebih dalam, bahkan juga The Simpsons. O yah, jangan lupa, Anda juga bisa memilih belajar bahasa Elf, bahasa kaum peri di novel Lord of the Rings juga! Tertarik? Lebih baik Anda baca sendiri untuk merasakan keunikannya… Mata kuliah paling unik di dunia!

1. Ilmu Pengetahuan Harry Potter - di Frostburg State University